“assalamualaikum mak.. “
“waalaikumssalam wrohmatullahi wabarokatuh”
“mak, juwita pulang mak”
“alhamdulillah ya nak kamu sudah bisa pulang.” Jawab emak
juwita yang sudah mulai keriput bentuk wajahnya.
Juwita lahir dari
keluarga yang amat sederhana. Dia tinggal di sebuah pedesaan yang jauh dari
kerumunan kota, dia si bungsu dari tiga bersaudara.
Siapa yang tak kenal juwita? Sifatnya yang periang dan
pemaaf membuatnya banyak dikenal warga bahkan juwita terlihat sangat istimewa
dikalangan teman-temanya. Saat ini juwita massih duduk di bangku SMA, tepatnya
kelas tiga SMA Negeri.
Saudara pertama juwita bernama zuni firamala. Dia sudah
berumah tangga dan mengikuti jejak suaminya berjualan bakso dorong di jakarta,
dia memutuskan mengikuti suaminya ke jakarta merupakan salah satu pilihan
terbaik agar dia tidak lagi membebani kedua orang tuanya dengan menanggung
biaya hidup keluarga kecilnya. Begitu pula dengan saudara kedua juwita yang
bernama alibi qomarudin. Alibi adalah yang terjrnius dari semua saudara juwita,
selama sekolah alibi selalu mendapat beasiswa kaena dia selalu mendapat juara
kelas, namun sayang kejeniusanya tak berbuah manis setelah dia memutuskan untuk
menikah sebelum studi S1-nya kelar. Sekarang alibi hanyalah seorang guru bantu
disebuah sekolah dasar di desa. Menurut alibi “cari kerja itu susah, syukuri
saja apa yang kita dapat hari ini kelak pasti ada yang lebih dari ini semua.” Berpegang
dari motto itulah sehingga ia masih bertahan menjadi seorang guru hingga saat
ini.
“vin, aku bingung dengan masa depanku.” Ucap juwita
“kenapa wit?” vina, sahabat juwita yang satu ini tak
pernah sekalipun hilang dari pandangan juwita. Vina juga sama periangnya
seperti juwita, dia cantik, baik hati dan juga penyayang pada semua mahluk.
No comments:
Post a Comment